Tuesday, July 3, 2007

Hotel Nyaman Tidak Harus Boros Energi

Jakarta, KCM - Hotel adalah salah satu sektor bisnis yang terkesan jor-joran dalam memakai energi khususnya listrik. Betapa tidak, hampir di setiap sudut bangunan harus terjangkau AC agar tetap dingin. Belum lagi lampu-lampu baik di dalam maupun di luar ruangan, lift, dan berbagai peralatan elektronika lainnya.

Menurut Benny Marbun, Asisten Deputi Direktorat Bidang Pelayanan Pelanggan PLN, rata-rata hotel di Jakarta mengkonsumsi listrik 400 jam dari total 720 jam setiap bulannya. Sekarang saja 57 hotel memakai sambungan lebih dari 200 kilovolt ampere. Bahkan salah satu hotel berbintang lima memakai sambungan 6.660 kilovolt ampere.

Meskipun hanya 15 persen dari total konsumsi listrik, penghematan energi di sektor perhotelan sangat diharapkan. Potensi pengurangan energi relatif besar dapat dilakukan oleh hotel-hotel. Selain itu, penghematan energi bisa dilakukan dengan biaya yang murah dan justru lebih menghemat dari sisi pembiayaan. Tentu saja lebih menguntungkan bagi hotel.

Faktor Kenyamanan

Salah satu hambatan upaya penghematan energi khususnya listrik di hotel adalah faktor kenyamanan. Seringkali manajemen hotel enggan melakukan upaya penghematan energi dengan alasan mempertahankan kenyamanan konsumen. Tapi sebenarnya penghematan dapat dilakukan dengan berbagai upaya tanpa mengabaikan kenyamanan konsumen.

Paling tidak terdapat tiga langkah penghematan, yaitu pengaturan operasional peralatan listrik, perubahan desain atau arsitektur, dan pemanfaatan peralatan yang mengkonsumsi sedikit energi. Berdasarkan pengalaman salah satu hotel yang terlibat dalam proyek percontohan, pengaturan operasional dan tata letak relatif membutuhkan biaya rendah bahkan tidak berbiaya. Sedangkan untuk mengganti dengan peralatan yang hemat energi membutuhkan biaya tinggi.

"Kami berhasil menghemat 5-10 persen pemakaian energi dengan mengurangi kerja chiller AC dari 12 jam menjadi 8 jam," kata Ryanto Butar Butar dari hotel Twin Plaza. Dengan memperhatikan karakteristik kerja AC dan mengatur pemakaiannya, konsumen tidak menyadari bahwa penghematan telah dilakukan.

"Dengan merancang arsitektur hotel secara pasif, enargi alam dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kenyamanan termal," kata Suryamanto, konsultan dari ITB. Tujuan utama desain pasif adalah mengurangi biaya pendinginan dengan mengatur pertukaran panas pada bangunan. Misalnya mengindari penggunaan kaca yang terlalu lebar, memberi ruang insulasi udara di bawah atap, dan mengatur ukuran ruangan.

Dengan mengurangi sedikit mungkin panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, beban AC tidak terlalu besar di siang hari. Untuk menghasilkan penerangan yang lebih efisien, pencahayaan dapat diatur dari terpusat ke sisi-sisi dengan memanfaatkan pantulan dinding.

Jika manajemen hotel tidak mau terlalu pusing, beberapa perusahaan elektronik telah menyediakan peralatan listrik yang hemat energi. Sebagai gambaran, salah satu lampu hemat energi yang diproduksi Osram berdaya 10 watt menghasilkan tingkat pencahayaan yang setara dengan bohlam berdaya 50 watt.

"Meskipun harganya lebih mahal, jika dihitung-hitung dengan biaya pemakaian konsumen lebih untung dalam jangka panjang," kata Zakaria dari PT Osram Indonesia. Secara teknis lampu dapat bertahan hingga 3 tahun dan terdapat kartu garansi satu tahun. Menurutnya, energi dapat dihemat karena teknologi ballast elektronik yang bekerja pada frekuensi tinggi, lebih dari 20 kilohertz dibandingkan ballast magnetik yang bekerja antara 50-60 hertz.

Menurut hasil kajian Program Energi Pelangi, keberhasilan upaya penghematan energi di hotel ditentukan oleh kebijakan manajemen puncak. Jika sudah ada komitmen, baru dilakukan audit energi untuk menentukan langkah-langkah penghematan. Nah, selama proses inilah, dukungan dari seluruh staf sangat diperlukan.

Kiat Penghematan

Kiat-kiat untuk berpartisispasi dalam program penghematan energi di hotel yang disusun oleh Pelangi di bawah ini mungkin dapat membantu.

Bagi manajemen puncak :
1. Jadilah contoh yang baik dengan terlibat secara aktif.
2. Bekerja sama dengan manajer SDM untuk membuat prosedur standar operasi.
3. Pantau dan evaluasi program penghematan energi secara berkala.
4. Luangkan waktu berbagi dengan para staf mengenai kesulitan yang dihadapi di lapangan.
5. Buat materi-materi kampanye seperti brosur, tiket, poster, dan lain-lain.

Bagi manajer keuangan :
1. Membuat database tagihan listrik bulanan untuk memantau efisiensi energi.
2. Menyediakan laporan sederhana yang dapat dipahami orang awam.
3. mempublikasikan database secara periodik untuk mendorong para staf.

Bagi staf teknisi :
1. Menjadwalkan dan melakukan perawatan secara berkala.
2. Membersihkan seluruh peralatan dari kotoran dan debu karena dapat enghambat kerja alat-alat pendingin atau pemanas.
3. Memasang lampu dengan watt rendah di kamar mandi dan teras pada malam hari.
4. Mengingatkan housekeeping untuk menggunakan peralatan secara efisien.
5. Memebuat database pemakaian energi untuk seluruh peralatan.
6. Memperluas pengetahuan mengenai peralatan teknologi yang efisien.

Bagi staf laundry :
1. Memastikan mesin cuci dan mesin pengering bekerja saat diisi penuh.
2. Gunakan sinar matahari untuk menjemur barang-barang yang tidak mendesak.
3. Periksa bagian-bagian alat untuk memastikan bekerja dengan baik.
4. Matikan seluruh peralatan jika tidak diperlukan lagi.

Bagi staf front office :
1. Beritahu tamu dengan sopan bahwa hotel Anda hemat energi dan ajak mereka untuk melakukan tindakan penghematan.
2. Matikan seluruh peralatan kantor jika tidak digunakan lagi.
3. Matikan AC dan lampu ketika kamar tidak digunakan.

Bagi staf dapur :
1. Hindari kebiasaan menghidupkan seluruh peralatan di pagi hari. GUnakan cukup yang diperlukan.
2. Jangan biarkan kipas berhembus ke peralatan masak.
3. lebih baik gunakan bak yang terisi penuh air daripada menyalakan keran untuk mencuci sayuran.
4. Tunggu makanan atau minuman dingin sebelum dimasukkan ke kulkas.
5. Jangan mengisi kulkas secara berlebihan untuk memberikan ruang sirkulasi udara.
6. Jangan terlalu sering membuka dan menutup kulkas.
7. Pastikan pintu tertutup dengan baik.
8. Cairkan gumpalan es secara berkala di dalam freezer karena pembekuan mengurangi efisiensi.

Staf housekeeping :
1. Matikan televisi selama membersihkan kamar dan hindari stand by terlalu lama saat tidak digunakan.
2. Matikan seluruh lampu dan peralatan lalu pasang pengatur suhu pada suhu minimum setelah kamar dirapihkan.
3. Jangan biarkan keran menyala terus-menerus saat memebersihkan bak atau wastafel.
4. Buka tirai untuk membiarkan cahaya masuk ke kamar setelah dibersihkan.

Bagi hotel yang berminat untuk memulai langkah penghematan, Pelangi menyusun buku panduan yang dapat di-download di sini (http://www.pelangi.or.id/pub.php?pid=13). Pelangi juga mengajak hotel-hotel untuk membentuk jaringan hotel hemat energi sebagai forum untuk saling bertukar pikiran pengalaman dalam melakukan langkah penghematan.

Saat ini sudah ada 13 hotel berbintang dan melati di Jakarta yang bergabung. "Jaringan ini terbuka bagi hotel-hotel lainnya," kata Nugroho Nurdikiawan, Information & Communication Pelangi.

Pelanggan hotel juga dapat berpartisipasi dalam penghematan energi dengan memakai peralatan seperlunya. Selain itu mengingatkan manajemen hotel jika menemukan pemakaian energi yang berlebihan.

Mungkin permintaan konsumen seperti inilah yang akan mendorong keberhasilan penghematan energi di hotel. Jadi, mulai sekarang jika Anda menginap di hotel, perhatikan sekeliling lalu berikan masukan kepada pihak manajemen.(Wah)

No comments: